Minggu, 07 November 2010

Profil Diri

PROFIL KU

Ezra Meriyanti adalah namaku , orang-orang mengira diriku adalah seorang pria. Hal itu terlihat dari nama depanku. Aku baru mengetahuinya beberapa tahun yang lalu, ketika dosen agamaku bertanya, apa arti dari namaku. Beliau memberitahukan kepada ku bahwa di dalam Alkitab dinyatakan, seorang yang bernama Ezra adalah seorang Imam pada zaman dahulu. Tetapi diriku tetap bersyukur dengan nama pemberian orangtuaku, karena aku yakin bahwa mereka pasti memberikan apa pun yang terbaik untuk diriku.

Pendiam adalah sifatku. Seringkali aku terdiam di saat teman-temanku sedang bercanda ria. Hal itu ku lakukan karena aku sedang memahami sifat-sifat yang mereka miliki. Karena aku tidak ingin membuat mereka kecewa atau sakit hati dengan sikap yang ku lakukan terhadap mereka. Aku tahu bahwa sifat manusia itu berbeda-beda dan seringkali perbedaan itu membuat kita menjadi salah paham dan bahkan saling menyakiti satu dengan yang lainnya. Jadi aku ingin hal itu tidak terjadi kepada diriku dan kepada teman-temanku.

Aku hidup dalam keluarga yang bisa dikatakan mendekati sempurna. Dengan 2 orangtua, 2 orang kakak dan 2 orang adik. Hal itu yang membuat diriku menjadi lebih bersemangat dalam menghadapi kehidupan ini. Mamaku berprofesi sebagai seorang guru SD, sedangkan Bapakku sudah lama tidak bekerja, bukan karena beliau malas untuk bekerja, tetapi karena kondisinya yang kurang memungkinkan beliau untuk bekerja. Beberapa tahun yang lalu, tepatnya hari Minggu, ketika beliau sedang mencuci motornya di depan teras rumah. Tidak lama kemudian terdengar suara kencang, yang membuat diriku bertanya-tanya apa yang terjadi. Dan aku tergesa-gesa untuk melihat yang telah terjadi. Disaat itu aku melihat bapakku sudah tergeletak dan tertindih oleh motor yang sedang beliau cuci. Setelah kejadian itu, kondisi tubuh bapakku tidak sama seperti sebelum tragedi itu terjadi. Beliau kehilangan satu kakinya, dan beliau sangat terpuruk dengan keadaannya. Dan sampai sekarang beliau masih sulit untuk berjalan. Tetapi kami sekeluarga sudah ikhlas dan bersyukur dengan keadaan yang kami alami sekarang.

Saat ini aku sedang disibukkan dengan aktivitas-aktivitas kuliahku. Yang membuat hari-hariku diwarnai dengan tugas-tugas yang selalu silih berganti. Terkadang aku merasa lelah dan bosan dengan aktivitas yang harus aku lakukan, tetapi bila aku ingat cita-citaku yang belum tercapai, maka tanpa ku sadari, aku menjadi lebih bersemangat dalam menjalani aktivitasku.

Cita-citaku yang sudah lama aku inginkan dan harus aku capai, yaitu aku ingin memiliki sebuah yayasan panti jompo. Hal itu pertama kali tersirat di benakku, ketika aku berumur 10 tahun. Yang memotivasi aku untuk mengiginkan hal itu, ialah seorang nenek tua, yang sering aku panggil dengan sebutan opung. Beliau sudah ku anggap sebagai mamaku yang pertama, karena dari bayi aku tinggal di rumahnya dan diasuh oleh nya. Selama hidup dengannya, aku selalu diberikan kasih sayang yang berlimpah. Kasih sayang itu yang membuatku tidak sadar, bahwa aku hidup dalam keluarga yang sederhana bahkan sering kali tidak berkecukupan.

Dan sekarang aku sadar bahwa diriku tidak bersamanya lagi. Saat hari itu terjadi, tepatnya hari Senin, tanggal 10 April 2006. Ketika jam dindingku menunjukkan pukul 10 pagi. Beliau meninggalkan diriku dengan nasehat-nasehat yang beliau berikan sehari sebelum ia pergi dari dunia ini.

Dan malam terakhir bersamanya adalah malam yang menandakan bahwa akan terjadi sesuatu pada dirinya. Pada saat itu, ketika aku dan beliau akan beranjak tidur di kasur yang sama. Aku mendengar suara burung. Orang-orang mengartikan bahwa burung tersebut pertanda akan ada orang yang meninggal. Aku tidak tahu apakah itu mitos atau tidak, yang jelas aku mengalaminya. Sebelumnya aku tidak percaya akan hal itu. Dan hal yang tidak ku ketahui itu membuat diriku terdorong untuk bertanya kepada opungku, “ Opung, itu suara apa sih? Ko berisik sekali?”. Dan beliau menjawabnya dengan suara yang tenang dan penuh kasih sayang, “ Itu suara burung. Yang menandakan bahwa akan ada yang hilang”. Aku tidak mengerti dengan pernyataan yang dilontarkan oleh opungku itu. Hanya beberapa saat saja aku memikirkan pernyataan itu, tetapi tidak lama kemudian aku terlelap dalam tidurku. Dan keesokan harinya baru aku mengerti, mengapa opungku mengatakan hal itu kepadaku tadi malam. Sampai sekarang bila aku teringat dengan waktuku bersamanya dan menyadari bahwa dirinya tidak bersamaku lagi, aku akan menangis, seperti seorang anak kecil yang kehilangan mainannya dan menginginkan mainannya untuk kembali kepadanya.

Dan pada saat aku menuliskan cerita ini, tanpa kusadari air mataku berlinang dan membasahi wajahku. Tetapi aku tidak perlu khawatir padanya lagi, karena aku yakin bahwa Tuhan sudah menempatkannya di tempat yang lebih baik. Untuk mengobati kerinduanku kepadanya, aku ingin memiliki opung yang banyak sekali, sehingga aku ingin memiliki yayasan panti jompo. Jadi aku tidak akan merasa terlalu kehilangannya lagi. Dari dirimu aku belajar, bahwa kasih sayang yang kau berikan kepadaku melebihi harta yang ada di dunia ini. Hanya kata terima kasih yang dapat ku berikan kepadamu, karena aku belum sempat membalas kasih sayang yang kau berikan kepadaku. Selamat jalan opungku yang tercinta.(Eyang Ageng Sastranegara).

Nama : Ezra Meriyanti S.

NPM : 17109243

Kelas : 5KA22

Jurusan : Sistem Informasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar